Rabu, 14 Desember 2011


Tips belajar efektif

Menjadi orang sukses merupakan tujuan para pelajar sekarang. Bukan hal yang sulit dalam menggapai kesuksesan. Dengan niat dan terus belajar diimbangi keyakinan pasti kita dapat meraih cita-cita tersebut.
Hal ini yang memicu para pelajar untuk selalu belajar dengan giat agar menggapai kesuksesannya. Tapi, bukan hal yang mudah agar selalu giat belajar. Karena pada setiap belajar mungkin ada kesusahan dan kebosanan dalam mempelajari suatu ilmu.
Bicara tentang belajar, Ada beberapa resep jitu dalam mengatasi problem belajar. Mungkin ini dapat membantu anda dalam belajar yang efektif :
Fokus
Selalu fokus dalam belajar menjadikan penyemangat sendiri untuk menggapai suatu kesuksesan. Bayangkan saja anda menjadi sopir, karena pada setiap sopir meiliki perinsip selalu fokus dalam perjalanan untuk mencapai sebuah tujuan. Andaikan tujuan tersebut merupakan cita-cita anda belajarlah untuk fokus dalam belajar. Karena dengan fokus akan membuat anda merasa nyaman, mudah dan selalu berkonsentrasi dalam belajar. Dan anda tidak akan merasa kesulitan dalam proses belajar.
Optimis
Optimis akan membuat anda menjadi semangat belajar. Berusahalah optimis dalam menggapai cita-cita. Hal ini menjadi dasar agar anda giat belajar dan selalu berfikir positif. Karena dengan giat belajar dan selalu berfikir positif kita akan mudah mengingan pelajaran yang kita pelajari.
Buat ringkasan/catatan pelajaran
Mungkin dengan ini anda akan merasa mudah menghafal dan mengingat pelajaran yang sudah diterangkan oleh guru. Karena jika kita belajar dengan buku besar mungkin kita merasa kesusahan menghafal atau terasa males. Oleh karena itu buatlah catatan/ringkasan penting pelajaran.
Buat kelompok belajar
Kedengarannya kuno? Jangan salah, karena metode ini tetap efektif lho. Caranya, kumpulin aja 4-5 orang teman dalam satu kelompok. Terus, bagi rata materi yang bakal ditanyain dalam tes ke tiap orang. Setiap anggota harus mempelajari materi yang sudah dipilih sampai paham, dan mengajarkan ulang ke anggota yang lainnya. Dengan cara ini, dijamin lo nggak bakal ngantuk deh. Tapi, pilih anggota kelompok belajar yang memang punya misi yang sama ya!
Pilih waktu belajar yang tepat
Paling bagus kalau belajar pas badan masih segar. Waktu paling oke adalah sebelum makan malam atau beberapa jam sesudahnya. Selain proses belajar bakal lebih cepat, kita juga nggak perlu belajar sampai tengah malam. Atau belajar sesudah sholat subuh, karena dengan belajar dalam kondisi tersebut akan mempermudah mengingat pelajaran yang dipelajari.
Cari solusi yang lebih baik
Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Mengulang pelajaran
Mengulang pelajaran tidak selamanya harus dengan membaca atau menulis. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa membuatmu selalu ingat akan materi tersebut. Bagusnya lagi, Anda menjadi lebih paham akan materi tersebut.
Sempatkan untuk istirahat/rekreasi
Karena dengan istirahat atau rekreasi akan menyegarkan kembali rasa penat dalam belajar. Sebetulnya otak juga tidak bisa bekerja dengan terus menerus, karena bisa membuat stres. Layaknya sebuah mesin yang selalu bekerja dengan terus menerus kakan timbul kerusakan juga. Lebih baik sempatkan waktu sebentar saja untuk istirahat atau rekreasi.
Read more >>

Memahami prestasi dalam sebuah proses


Benarkah seorang anak yang nilai ulangan matematikanya sering mendapatkan nilai 9 senantiasa “terlihat” lebih baik ketimbang kawannya yang “hanya” mendapat nilai 7? Kalau jawab saya belum tentu. Mendapatkan nilai 9 memang suatu hal yang baik sekali, di hadapan guru dan juga kawan-kawan yang lain, akan tercatat sebagai sebuah prestasi yang mengesankan, yang patut dipuji-puji, yang patut dibangga-banggakan.
Akan tetapi, ketika berbicara sebuah hasil, kita tidak dapat melepaskan dari proses yang melatarbelakanginya. Masih banyak di antara kita yang melulu berorientasi pada sebuah hasil, dan goal senantiasa menjadi tuhan atau berhala baru demi memburu prestise, gengsi, dan lain sebagainya. Kalau kita lihat, kegiatan kita sehari-hari yang biasa kita lakukan, makan sendiri, mandi sendiri, menggunakan baju sendiri, adalah suatu hal yang lumrah. Akan tetapi seandainya perilaku yang menurut kita merupakan perilaku yang biasa, dan kemudian dilakukan oleh anak yang mengalami retardasi mental, hal tersebut dapat menjadi pekerjaan yang luar biasa. Dia yang mengalami kendala IQ yang rendah, tidak dapat berfikir, bertindak, dan mengontrol perilakunya dengan baik, boleh jadi akan menjadi “sangat” berprestasi ketika dapat menggunakan baju sendiri, dapat makan sendiri, dan lain sebagainya.
Apa yang nampak menurut saya bukan patokan fix sebuah kesuksesan. Kalau dari sononya sudah terlahir sebagai seorang anak yang kaya dengan segala atribut kemewahan yang melekat pada dirinya, tentu tidak dapat dikatakan sesukses orang yang mengawali dari nol, bahkan mungkin minus, hingga dia mendapatkan kekayaan yang boleh jadi setara dengan anak kaya tadi.
Kembali ke matematika yang dapat nilai 9 tadi, ternyata si Anak adalah anak orang mampu, yang mendapatkan fasilitas penuh dari orang tuanya yang memudahkan dia mendapatkan nilai 9, ikut les tambahan, buku-buku yang lengkap, fasilitas ini-fasilitas itu, dan lain sebagainya. Nah, ternyata anak yang mendapatkan nilai 7 tadi, serba berkekurangan, tidak ada fasilitas tambahan, bahkan yang ada mungkin dia harus membantu bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Sialnya masyarakat kita adalah masyarakat yang serba melihat sesuatu serba secara dzahir, bukan apa yang melatar belakangi,  dan apa yang menjadikan sebuah kejadian terjadi. Bagi saya, si anak yang mendapat nilai 7 lebih hebat ketimbang yang mendapat 9. Meski serba berkekurangan, dia memulai dari 0 dan dapat mencapai angka 7, sementara sang kawan yang dapat angka 9, dia sudah start dari angka 7. Proses yang sedemikian hebatnya ini yang sungguh disayangkan tidak pernah dapat dimengerti oleh banyak di antara kita, termasuk barangkali oleh para orang tua ketika berhadapan dengan anaknya. Tahunya si anak dapat nilai jelek, padahal boleh jadi dia sudah berusaha keras, atau sangat mungkin bakatnya tidak di sana.
Jadi, bagaimana menurut anda?
Read more >>